(Raja) Neuer Merebut Ruang
![]() |
Aksi Neuer saat menghadapi Algeria source: mirror.co.uk |
Penguasaan ruang
amat penting dalam sepak bola. Karena ketika suatu tim menguasai ruang,
ketidakmungkinan pelan-pelan berubah menjadi kemungkinan yang mengarah pada
tujuan paling umum: kemenangan. Saya rasa, seorang Antonio Conte, yang
menganggap semua hal tidak penting dalam sepak bola kecuali ia membuahkan
kemenangan, sangat paham arti penting ruang. Dia juga pasti kecewa berat ketika
Gary Cahill menggelindingkan bola nanggung yang kemudian dimanfaatkan dengan
baik oleh Alexis Sánchez
(mampus kau Chelsea!). Chelsea jelas-jelas kehilangan ruang saat itu. Apalagi
Conte adalah Italian. Ia tidak akan
bersorak atas kekalahan itu. Ia bukan suporter Inggris yang meskipun timnya
dihancurkan akan tetap berteriak: kalian sudah berusaha! Meski kalah, kalian
fantastis! Right or wrong is my club!
Saat putaran
kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2018 grup C zona Eropa, Jerman harus
berhadapan dengan Republik Ceko di Hamburg. Selama 90 menit, Republik Ceko
hampir sama sekali tak mempunyai ruang gerak untuk mengalirkan bola. Jerman
benar-benar menguasai tiap sudut ruang di wilayahnya sendiri, dan juga menjarah
ruang-ruang milik lawannya. Hanya sekali dua, Ceko berhasil membuka sedikit
ruang di area kotak gawang Jerman. Salah satunya adalah tendangan kaki kiri
gelandang serang mereka, Borek Dockal, yang melaju cukup keras ke arah tiang
kanan gawang Jerman. Meskipun akhirnya hal itu menjadi sia-sia. Sebab Neuer
menepisnya dengan mudah.
Memiliki seorang
kiper yang juga bisa berperan sebagai sweeper
memang berkah yang amat berharga bagi sebuah tim, terutama untuk menguasai
ruang di lapangan hijau. Para pandit menyebutnya dengan sweeper-keeper. Ia tidak hanya mampu untuk menepis setiap tembakan
bola yang melesat ke gawangnya. Ia juga bisa mengoper, menjegal, menggiring
sekaligus mengecoh, bahkan memberi assist,
yang hasilnya sama baiknya dengan kemampuan menangkap. Bahkan kadang-kadang
daerah operasinya di area pertahanan lawan. Semua hal itu sudah pernah, dan
dengan amat baik dilakukan oleh Manuel Neuer.
Hal tersebut
memang sangat mencolok. Dalam pertandingan itu, Republik Ceko bisa dibilang
hanya bermain dengan 10 orang. Sementara Tomás VaclÃk, kiper yang menggantikan Petr Cech yang pensiun, betah berada di bawah
mistar gawang. Ia seakan-akan hanya menjadi semacam tembok bisu yang diharapkan
dapat membendung rentetan tembakan. Sedangkan Neuer tak mau menjadi seperti
itu. Ia bisa berbuat lebih. Ia sangat berperan dalam membangun pertahanan dan
penyerangan. Umpan lambungnya seringkali langsung menembus lambung pertahanan
lawan. Dengan begitu, Jerman dapat dibilang bermain dengan 11 pemain. Mereka
unggul 1 pemain dari segi jumlah. Dengan begitulah mereka menguasai ruang.
Strategi
memainkan sepak bola mirip dengan catur. Satu hal yang amat penting adalah
memanfaatkan setiap pemain yang ada. Raja adalah bagian yang harus dilindungi
semaksimal mungkin sepanjang permainan. Ia berdiri paling belakang dan di
bagian tengah. Di depannya, pion-pion berjejer melindunginya. Di kanan-kirinya
juga berdiri orang-orang yang siap mati duluan demi menyelamatkan dirinya.
Kebanyakan orang juga jarang memindahkan sang raja secara progresif untuk
menjelajah. Selain karena langkahnya sangat lambat, kematiannya juga menjadi penentu
kemenangan.
Tapi bagaimana
jika lawan kita melibatkan si raja untuk membangun serangan? Atau setidaknya,
terlibat aktif dalam permainan? Jelas, lawan akan unggul jumlah pemain. Raja
mereka meninggalkan sarangnya untuk ikut berperang dengan prajuritnya.
Sedangkan raja kita, hanya duduk malas sambil minta perlindungan. Ia membiarkan
prajuritnya berjuang sendiri membentuk pertahanan.
Selaras dengan
itu, bagaimana jika lawan kita melibatkan kiper untuk menyusun serangan,
mengatur tempo, dan membentuk pertahanan? Tim kita akan
terus-terusan terhimpit, di daerah sendiri. Sebab kita akan kesulitan menjamah
ruang pertahanan lawan. Usaha menggunakan umpan lambung-menyilang, yang banyak
direkomendasikan oleh para pandit untuk mengatasi pressing tinggi, pada akhirnya hanya akan diakhiri oleh blok kiper.
Yang dilakukan kiper itu bisa saja menyundul bola ke area tengah, membuangnya,
atau menguasainya. Semua itu, tentu saja, dilakukan oleh Neuer.
![]() |
Heat map Neuer by Squawka |
Kehadiran kiper
semacam Neuer, saya rasa, adalah jawaban bagi kegelisahan Eduardo Galeano
terhadap para kiper di masanya. Bagi Galeano, kiper adalah ia yang sendiri.
Seseorang yang dihukum untuk hanya menonton pertandingan dari jauh. Ia tidak
pernah meninggalkan gawang, dan hanya ditemani jaring dan tiang. Ia menanti
eksekusinya sendiri. Kapanpun seorang pemain melakukan pelanggaran, kiper
adalah satu-satunya orang yang mendapatkan eksekusi: mereka meninggalkannya di
ruang gawang yang menganga untuk berhadapan dengan pengeksekusinya, sendirian. Ia
hanya bisa menghibur dirinya dari kesunyian dengan memakai baju yang berwarna
cerah.
“He walks the grass never grows,”--Galeano.
Sepertinya
Galeano bahagia di surga sana saat melihat aksi Neuer hari ini.
Akan tetapi,
peran kiper yang seperti itu tidak serta merta dapat diterapkan begitu saja.
Perlu ada penyesuaian dengan taktik yang akan diterapkan. Tidak bisa, misalnya,
menyomot begitu saja Manuel Neuer untuk dimainkan di klub macam Chelsea.
Bisa-bisa yang terjadi malah kekacauan. Klub seperti itu memang sebaiknya
degradasi saja.
Untungnya, saat
mengurusi Bayern Munich, Pep Guardiola sangat paham dengan potensi yang
dimiliki oleh Neuer. Dengan keteguhan filosofinya, ia mengembangkan potensi itu
selaras dengan taktik yang akan dia terapkan. Efeknya, Neuer semakin sering
menjelajah, merebut ruang.
Arti dari merebut
ruang tidak bisa disempitkan hanya menjadi angka persenan penguasaan bola.
Peperangan merebut ruang tidak hanya tentang itu. Peperangan yang dimaksud
adalah pertarungan untuk menggapai kemenangan, bukan hanya untuk gaya-gayaan.
Yang dilakukan oleh Neuer bukan hanya untuk ngeksis,
atau “yang penting unik”. Aksi Neuer tetap dalam kerangka kebutuhan taktik.
Meski sebagaian orang tetap akan berkomentar sinis: ngapain sih tuh kiper?
Inti dari merebut
ruang adalah membuka peluang sebesar-besarnya. Bila tidak perlu umpan-umpan
pendek untuk membuka ruang, ya tidak perlu melakukan itu. Bila salah satu pemain
sayap berada di samping garis luar lapangan dan tidak terkawal, umpan
lambung-menyilang bisa menjadi sangat efektif. Apalagi bila pemain sayap atau
penyerang tengah itu punya kecepatan yang memadai. Maka kita bisa maklum ketika
Jerome Boateng sangat sering melakukan overlap
di sisi kanan lapangan lalu memberikan umpan silang ke Draxler yang berdiri
bebas di sayap kiri, atau Mario Götze di tengah. Gaya ini cukup sering terjadi pada laga di Hamburg.
Dalam sepak bola,
perebutan ruang menjadi perhatian yang amat serius. Begitu juga dalam kehidupan
sehari-hari. Bila dalam sepak bola ruang adalah setumpuk peluang kemenangan, di
kehidupan ia adalah peluang hidup. Ia menjadi batas, sekaligus medium, antara
hidup dan mati. Sebab ruang adalah komponen kehidupan. Ia bisa mewujud dalam bentuk
ruang kerja, ruang interaksi, hingga ruang ekspresi. Memilikinya adalah suatu
syarat bagi kita untuk membuat hidup berkelanjutan.
Penjajahan
terhadap hak ruang masing-masing manusia memang terjadi dalam kehidupan. Ia
yang terjajah terpaksa harus berdesak-desak di pinggiran kali. Kemudian
terjajah lagi, pindah ke kolong jembatan atau fly over. Lalu terjajah lagi, mlipir
ke pinggiran kota. Terjajah lagi, pindah ke tempat pembuangan sampah.
Mereka seperti
pemain-pemain Ceko yang terhimpit selama 90 menit akibat penjajahan ruang. Bedanya,
yang terjadi atas Ceko adalah permainan dan paling mentok tentang ilusi
kebangsaan. Sedangkan yang terjadi di kehidupan berhubungan dengan sesuap nasi.
Dandy Idwal M // tapak.in
(Raja) Neuer Merebut Ruang
Reviewed by Dandy Idwal
on
Oktober 09, 2016
Rating:

Tidak ada komentar:
Komentari kalo perlu ...