random

Biarkan Ronaldo Arogan

sumber: heavy.com
Banyak yang menyebut kalau Portugal akan menjadi one-man Team. Pasalnya, ada Megabintang-yang-berhak-sombong di tubuh Seleccao. Siapa lagi kalo bukan Ronaldo. Dia secara formal bergerak di sayap kiri. Tapi juga sering pindah posisi sesuka hati. Jarang menyisir garis tepi, dia lebih sering menusuk ke sisi dalam, mencari ruang, lalu menghantam bola dengan punggung kakinya hingga melesat ke mulut gawang. Sepakbola modern menamai pemain seperti ini sebagai inverted winger.

Pertanyaanya, memang kenapa kalau sebuah tim hanya bertumpu pada satu orang? Toh, Ronaldo memang memiliki kemampuan itu. Dan dia menyadarinya. Tidak seperti alien dari Argentina yang sering bengong itu. Messi, sang alien, yang baru saja gagal lagi mempersembahkan piala bagi negaranya, sering berkelih bahwa tidak ada yang mendukungnya di skuat Argentina, tidak seperti di Barcelona. Apalagi para pemujanya. Mereka akan mengarang sejuta alasan untuk mewajarkan kekalahan-kekalahan yang diterima Messi bersama Albicelestes. “Messi bertarung sendirian”. “Nggak ada yang ngumpan sih, nggak kayak Inesta sama Rakitic”. “Messi kecapekan”. Begitulah beberapa ocehan dari tim hore Messi.

Katanya alien? Berarti dia bisa melakukan hal-hal yang tak mampu dicapai oleh manusia dong? Boleh-boleh saja dong warga Argentina berharap dia melakukan keajaiban untuk negaranya – walau berjuang seorang diri – demi rindu kronis mereka terhadap trofi? Sayangnya, Messi tak menyadari bahwa, kemampuan luar biasanya juga menimbulkan tanggung jawab besar. Dia sudah terlanjur dinobatkan sebagai pahlawan yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan Argentina. Pahlawan yang, setelah gagal (lagi) di sebuah partai final, hampir mencapai rasa putus asa. Untung saja warga Argentina masih percaya pahlawan itu akan berhasil suatu hari nanti. Mereka berbondong-bondong ke stadion, mengungkapkan harapan itu.

Ronaldo? Dia sadar. Sama sekali tidak mencetak gol di babak penyisihan grup Euro 2016, Ronaldo kesal. Media-media mulai menyorotinya, melontarkan pertanyaan-pertanyaan retoris tentang pailit gol-golnya. Tentu saja media menyinggung tentang statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia, yang tidak terlihat taringnya. Tapi dengan begini, jurnalis-jurnalis itu sebenarnya sedang bunuh diri, siap-siap dibungkam. Atau, mereka memang sengaja?

Ingat-ingat saja saat Real Madrid dipecundangi Atletico di pergelaran La Liga musim lalu. Griezmann membawa Atletico berjaya di rumput Bernabeu. Beberapa detik saat gol itu, kamera membidik wajah Ronaldo – yang memang sudah seharusnya. Tatapan matanya menyiratkan kekecewaan sekaligus kemarahan.

Ketika menjawab pertanyaan wartawan usai laga, yang tentu saja tentang puasa golnya, dia berkata, “Seandainya pemain-pemain Madrid yang lain bermain satu level dengan saya, kita sudah berada di puncak.” Begitu angkuh, arogan, tapi penuh pembuktian. Terbukti dengan golnya yang menggilas AS Roma di pertandingan selanjutnya. Sejak itulah saya setuju dia disebut sebagai Megabintang-yang-berhak-sombong.

Ketika bermain untuk timnas Portugal, dia pun tahu, dia hanya bermain dengan cecunguk-cecunguk yang hanya sebagai pelengkap tim. Maka, dia harus mengambil tanggung jawab. Kesuksesan Portugal berada di tangan dirinya. Dia tidak mencari-cari alasan bila Portugal menemui rintangan dengan menyalahkan pemain-pemain lain. Ketika Dzsudzsák, kapten Hungaria, mencetak gol keduanya ke gawang portugal, hanya berselang 5 menit setelah gol Ronaldo, terlihat Ronaldo begitu emosi. Dia menghentak-hentak rumput lapangan dengan kakinya, mengayun kepalan tangannya, sambil memasang wajah penuh amarah. Dia tidak marah pada Rui Patrício karena gagal memblok bola yang telah lebih dulu terpantul pada kaki Nani. Dia juga tak marah pada Nani. Dia marah pada dirinya sendiri. “Mengapa aku tidak mencetak lebih banyak gol?”

Kenyataan bahwa Portugal benar-benar menjadi one-man team, membuat permainan mereka dicap membosankan oleh para pecandu keindahan-semu sepakbola. Sebab, Portugal sangat bertumpu pada Ronaldo. Ini membuat Seleccao tak bermain secara kolektif. Alur serangan mereka tak terusun dengan rapi. Gol Quaresma ke gawang Croatia di detik extra time juga berasal dari pantulan tendangan Ronaldo.

Tapi ini kan hanya omongan para klimis yang duduk di tribun eksekutif. Bukan mereka-mereka yang menonton bola dari belakang gawang dengan penuh emosional. Mereka akan berujar kalo Croatia, meski kalah, adalah “the people winner”. Ukurannya? Karena Croatia lebih banyak menguasai bola, lebih menyerang. Ini bisa terlihat dari penguasaan bola Croatia sebanyak 59% dibandingkan Portugal yang hanya 41%. Total tembakan Croatia mencapai 17 kali, sedangkan Portugal hanya 6 kali dengan 2 kali shot on goal. Tapi apalah artinya penguasaan bola yang tinggi dan unggul jumlah tembakan bila tidak menang? Pujaan dari pecandu keindahan-semu itu toh bakal hilang dibawa angin. Dan fakta yang akan tetap teringat adalah Croatia tak lolos ke quarter-finals.

Dalam laga internasional, yang sejatinya dibutuhkan oleh setiap timnas adalah menang, dengan cara apapun. Sebab persiapan sebuah timnas tidaklah sepanjang klub liga. Ekstrimnya, keindahan-semu yang sudah meracuni banyak orang itu harus dinaifkan dari sepakbola. Kalau tidak percaya sila tanya Mourinho.

Tapi toh, Ronaldo juga tak egois-egois amat. Kadang-kadang dia juga memberi umpan matang kepada rekannya. Masih ingat assist ajaibnya kepada Nani saat melawan Hungaria di babak 16 besar Euro 2016?

Portugal bisa menerjang pulang Polandia di babak 8 besar Euro 2016 nanti bila ada sokongan penuh pada keangkuhan Ronaldo. Dia harus dibiarkan sombong, arogan, rakus, hingga menjadi megalomaniak. Pemain-pemain yang lain hanya perlu menyiapkan karpet merah dan menjaganya dengan ketat agar Ronaldo bisa melepas segala hasratnya. Tentu saja saya berharap hal ini berjalan mulus. Karena saya memasang Ronaldo sebagai kapten di tim Euro Fantasy, Jancuk CF.

+Dandy Idwal Muad // Tapak.in
Biarkan Ronaldo Arogan Reviewed by Dandy Idwal on Juli 01, 2016 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Komentari kalo perlu ...

© 2016 - 2017 Tapak | Mencatat Jejak All Rights Reserved.
Diberdayakan Blogger. Didesain oleh Junion dari Jejak Creativate

Kontak Redaksi

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.